Laman

Jumat, 23 Oktober 2015

Prompt #93 - Cermin Pagi





“Selamat pagi, Miranda.”

Ia duduk di kursi malasnya sembari mengangkat satu kaki. Secangkir kopi pekat dan sepotong roti Prancis selalu setia menemaninya.

“Pagi, Tomo,” sahut wanitanya, tersenyum.

“Kau tampak cantik hari ini.”

“Kau pun selalu tampan.”

Selalu. Setiap hari lelaki tua tolol itu hanya duduk-duduk seperti orang dungu di ruang tamu sembari menatap wanitanya sesaat setelah fajar bangun di ufuk timur. Tak lagi menulis. Tak lagi melukis. Seniman katanya. Kata siapa?

“Kau suka cerminnya?” tanya wanitanya.

“Sangat.”

“Mengapa?”

“Entahlah. Mungkin karena aku menyukaimu.”

Wanita itu terkikih. Rambut panjang hitamnya melambai pelan, menyibak sedikit kulit putihnya.

“Apa yang ada di otakmu?”

“Dirimu.”

“Lalu?”

“Wajahmu.”

“Setelahnya?”

“Cintamu, segalanya.”

“Namun aku tak pernah mencintaimu.”

“Mengapa tidak?”

“Entahlah.”

“Kau telanjang untukku. Jelas kau mencintaiku.”

“Cinta tidak dibuktikan dengan telanjang, Sayang.”

“Kau memanggilku ‘sayang’.”

“Cinta tidak dibuktikan dengan kata ‘sayang’.”

“Tapi cinta adalah cinta, anugerah Tuhan Yang Maha Cinta. Jika aku punya cinta dalam hatiku, kenapa aku tak punya Tuhan? Itu kan yang ingin kaukata?! Brengsek! Keluar dari kepalaku, kau pelacur! Aku tak butuh khotbahmu!”

Prangg!

Cangkir kopi pecah. Cermin tua pecah. Basah meja, basah pipinya. Berantakan segalanya. Sama seperti hidup lelaki itu. Antah-berantah. Dan terus begitu. Hingga esok. Hingga lusa. Hingga gelap segalanya. Kasihan.





Sesungguhnya cinta itu dekat dengan nafsu

Untuk Prompt #93 Monday FlashFiction – Cermin Tua. Terinspirasi dari cerpen The Model karya Bernard Malamud.


3 komentar:

  1. Aku belum pernah membaca The Model, tpi jika itu cerpen, pasti memberikan ruang penjelasan untuk latar belakang kisah yg biru ini.
    Aku suka dgn gaya dialog yang nonsense dan tak berperasaan. Kurasa yg dibutuhkan adl penjelasan ttg latar belakang lelaki tua itu, aku sendiri penasaran apa ia benar-benar cinta pada si perempuan yg dipanggilnya pelacur tsb, dan apakah itu yg membuatnya hancur.

    BalasHapus